Minggu, 25 Mei 2014

LEMBARAN KASUS TAWURAN MAHASISWA


Re: Lembaran Kasus Tawuran Mahasiswa

Post by Penyaran on Wed May 01, 2013 9:07 pm
http://news.detik.com/read/2006/09/14/185636/675683/10/mahasiswa-ubk-uki-tawuran-tukang-ojek-jadi-korban

Mahasiswa UBK-UKI Tawuran, Tukang Ojek Jadi Korban

Jakarta - Untuk kesekian kalinya perseteruan 'abadi' antarmahasiswa Universitas Bung Karno (UBK) dan Universitas Kristen Indonesia (UKI) berujung tawuran. Kali ini yang menjadi korban adalah seorang tukang ojek dengan luka bacokan. Tawuran terjadi pukul 17.00 WIB, Kamis (14/9/2006), di Jl Diponegoro, Jakarta. Sekitar 20 mahasiswa UKI bersenjatakan celurit, samurai dan kayu berjalan menyusuri Jl Kimia yang menjadi tempat nongkrong mahasiswa UBK. Melihat kedatangan musuhnya dalam jumah banyak, beberapa mahasiswa UBK yang sedang nongkrong segera kabur berlarian ke arah kampus UBK. Mereka berhasil menyelamatkan diri. Kesal buruannya tidak terkejar, gerombolan mahasiswa UKI kemudian mengamuk di pertigaan Jl Kimia dengan Jl Diponegoro. Seorang tukang ojek yang sedang mangkal menjadi sasaran. Tubuhnya dipukuli dan ditendang tanpa bisa melakukan perlawanan. Belum puas, beberapa mahasiswa menyabetkan senjata tajam yang dibawanya. Luka di sekujur tubuh dialami tukang ojek malang yang belum diketahui identitasnya itu. Usai melampiaskan amarahnya, gerombolan mahasiswa UKI itu kemudian kembali ke kampusnya. Sementara beberapa warga melarikan tukang ojek tersebut ke UGD RSCM. Kejadian tidak berhenti sampai di situ, mahasiswa UBK yang dikejar tadi rupanya memanggil rekan-rekannya yang masih ada di kampus. Dalam jumlah puluhan mereka kembali ke lokasi kejadian. Beberapa masyarakat yang kesal kemudian bergabung dengan mahasiswa UBK. Mereka kemudian mencari mahasiswa UKI yang masih berada di Jl Diponegoro. Kali ini tawuran tidak terelakkan. Puluhan mahasiswa UBK dibantu masyarakat melawan puluhan mahasiswa UKI. Batu dan kayu berterbangan. Lokasi tawuran yang berada persis di depan RSCM membuat sejumlah pengunjung RSCM ketakutan. Mereka berlarian ke dalam rumah sakit. Lalu lintas di Jl Diponegoro macet total. Untungnya kejadian tidak berlangsung lama. Polres Jakarta Pusat yang menerima laporan segera menurunkan 1 SSK pasukan Dalmas. Pukul 17.50 WIB tawuran dihentikan. Kedua kelompok yang bertikai dipisahkan. Mereka digiring masuk ke dalam kampus masing-masing. Hingga pukul 18.30 WIB sejumlah polisi dari Polsek Menteng masih disiagakan di lokasi. (bal/sss)

DAFTAR SEKOLAH BERMASALAH DI JAKARTA

Daftar 51 Sekolah Bermasalah Pada Tahun 1995 - April 1996


Inilah daftar-daftar sekolah yang bermasalah di DKI Jakarta

Apa SEKOLAH anda ada di daftar Sekolah Bermasalah ini??

5 NEGARA PRODUSEN HEROIN TERBESAR DI DUNIA

Oleh: Jalaksana Winangoen
[UNIKNYA.COM]:  Bisnis perdagangan narkoba dunia, biasanya dijalankan oleh sebuah kelompok terorganisir yang dikenal dengan nama kartel. Kartel-kartel ini, berlomba-lomba dalam persaingan perdagangan narkoba di berbagai negara dunia. Keberadaannya terkadang diperkuat oleh sebuah kekuatan militer yang melindungi keseluruhan aktifitasnya dalam menjalankan bisnis ini. Berikut uniknya.com sajikan 5 negara produsen heroin terbesar di dunia:


1. Afghanistan
Dengan jatuhnya Taliban di tahun 2001, raja obat Afghanistan telah perlahan bekerja dengan cara mereka untuk menjadi produsen top dunia dari opium hari ini. Lebih dari 90% dari opium dunia dihasilkan di negara, sebagian besar dari The Golden Crescent, nama yang diberikan ke daerah Asia pokok produksi opium gelap yang meliputi Afghanistan, Iran dan Pakistan.

[spoiler]
Afghanistan (Sumber: japanfocus.org,uniknya.com)
[/spoiler]

Hal ini diyakini bahwa perdagangan opium di Afghanistan berkembang karena pejabat pemerintah Afghanistan yang dikatakan terlibat dalam setidaknya 70 persen dari perdagangan opium di negara ini. Para ahli bahkan mengatakan bahwa lebih dari selusin gubernur provinsi memiliki tangan langsung dalam produksi dan distribusi opium. Tapi salah satu tuduhan paling serius dari keterlibatan pemerintah Afghanistan dalam perdagangan obat negara dibuat oleh Thomas Schweich, Departemen Luar Negeri AS mantan Deputi Utama Asisten Sekretaris Biro Narkotika Internasional dan Penegakan Hukum Negeri.
Dalam sebuah artikel New York Times tanggal 27 Juli 2007, Schweich menuduh bahwa pemerintah Presiden Hamid Karzai melindungi produksi opium. Seserius dugaan tersebut adalah, militer AS, menurut pendapat Schweich’s, melihat ke arah lain dan mengobati perdagangan obat-obatan sebagai tidak penting.

2. Myanmar
Myanmar merupakan salah satu negara yang menjadi pilar dari produksi gelap opium di Asia Tenggara. Negara ini masuk kedalam wilayah “Segitiga Emas” yang mencakup negara-negara lainnya seperti Laos, Vietnam, dan Thailand. Negara ini disebut-sebut sebagai produsen kedua terbesar opium di dunia. Konon, bisnis ini dijalankan oleh sebuah junta militer.  Pemerintah Myanmar sendiri membantah tuduhan ini dengan berupaya memberantas produksi opium. Namun para pejabat senior sendiri oleh pihak barat disinyalir telah terlibat dalam perdagangan obat-obatan, yang sebagaian keuntungannya dituangkan ke dalam kas pemerintah.

[spoiler]
Myanmar (Sumber:drugwar.com)
[/spoiler]

3. Meksiko
Perang terhadap kartel obat-obatan memang sedang marak dilakukan pemerintah Meksiko dewasa ini. Permasalahan perdagangan narkoba, menjadi masalah serius di negeri ini.  Bahkan salahsatu pemimpin kartel, disebut-sebut Forbes sebagai orang terkaya di dunia. Adalah Joaquin “Shorty” Guzman, pemimpin kartel narkoba Sinaloa Meksiko, sebagai orang 701 terkaya di dunia dengan kekayaan bersih diperkirakan sebesar $ 1 milyar. Sepak terjangnya menjadikan kartelnya sebagai penyelundup, distributor kokain, ganja, metamfetamin dan heroin untuk Meksiko dan Amerika Selatan. Kartel ini telah tumbuh semakin kaya dan berkuasa selama bertahun-tahun. Dilengkapi dengan peluncur granat, senjata otomatis, body armor, helm Kevlar, kartel ini adalah satuan kelompok paling canggih dan berbahaya dan terorganisir yang pernah dihadapi oleh pemerintah AS.

[spoiler]
Meksiko (Sumber:blogspot.com,uniknya.com)
[/spoiler]

4. Kolombia
Kartel Medellin dan kartel Cali, merupakan dua kartel obat-obatan di Kolombia yang menjadikan negeri ini sebagai produsen nomor wahid kokain di dunia. Lebih dari 70% dari tanaman koka dunia tumbuh di sana, dan sekitar 90 % dari pasar kokain dunia berada di negara ini. Dalam jumlah “kuota” memang Negara ini tidak terlalu banyak dibanding negara di atas, namun secara hasil penyebaran kedunia dia menjadi penyebar nomor satu dalam bentuk kokain. Organisasi ini disupervisi keamanannya oleh sebuah organisasi paramiliter sayap kanan, dalam melindungi rute perdagannya, termasuk laboratorium dan para anggota dan asosiasi yang menjalankannya.

[spoiler]
Kolombia (Sumber:jezebel.com)
[/spoiler]

5. Peru
Peru adalah produsen kokain terbesar kedua di dunia, setelah Kolombia. Secara historis, petani Peru telah mengembangkan koka, bahan baku untuk kokain, jauh berabad-abad sebelum Spanyol menjajah negerinya. Permasalahan narkoba di Peru, digerakan oleh sebuah organisasi berhaluan kiri yang menjadikan heroin sebagai komoditi bisnis utamanya. Organisasi ini menjadi musuh pemerintah Peru dengan telah merenggut nyawa lebih dari 70.000 orang, dalam beberapa kurun waktu. Kelompok ini kini sepenuhnya berkembang menjadi sebuah perusahaan obat terlarang, melindungi penyelundup narkoba, memeras pajak dari petani mereka sendiri.(**)

[spoiler]
Peru (sumber:.sulekha.com,uniknya.com)
[/spoiler]

Sumber: cia.gov, uniknya.com, Februari 2012

biografi IWAN FALS

Biografi Singkat Iwan Fals

iwan fals_Awanzo Blogs


Nama asli : Virgiawan Listanto

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 03 September 1961

Zodiac : Virgo

Kewarganegaraan
Indonesia
Ayah
Haryoso (alm),(Kolonel Anumerta)
Ibu
Lies
Istri
Rosana
Anak-anak
Galang Rambu Anarki (alm),Annisa Cikal Rambu Bassae, Raya Rambu Rabbani.
Virgiawan Listanto atau yang lebih dikenal dengan nama Iwan Fals (Bang Iwan) lahir pada tanggal 3 September 1961 di Ibukota Jakarta. Beliau merupakan musisi beraliran balada dan country. Berkat lagu-lagunya yang konsisten mengangkat persoalan sosial dan meneropong kaum pinggiran yang dekat dengannya, bermakna kritik yang berdampak'cekal'baginya di masa Orde Baru membuat Bung Iwan menjadi legenda hidup bangsa ini.
Iwan Fals lahir dari pasangan Lies (ibu) dan ayah Haryoso almarhum (kolonel Anumerta). Iwan menikahi Rosanna (Mbak Yos) dan mempunyai anak Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani.
Bung Iwan menghabiskan masa kecilnya  di Bandung, kemudian ikut saudaranya di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Bakat musik yang dimiliki Bung Iwan makin terasah ketika ia berusia 13 tahun, di mana  Bung Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di Bandung. Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu.
Kisah perjalanan musisi Iwan Fals di Jakarta, bermula dari ajakan seorang produser. Ia lalu menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master. Iwan rekaman album pertama bersama rekan-rekannya, tergabung dalam Amburadul, namun album tersebut gagal di pasaran dan Iwan kembali menjalani profesi sebagai pengamen.

Bersama label musik Musica, barulah lagu-lagu Bung Iwan digarap lebih serius, akhirnya lagu-lagu dalam Album Sarjana Muda sukses dipasaran.
Album-album karya Iwan Fals antara lain :
Canda Dalam Nada (1979), Canda Dalam Ronda (1979), Perjalanan (1979), 3 Bulan (1980), Sarjana Muda (1981), Opini (1982), Sumbang (1983), Barang Antik (1984), Sugali (1984), KPJ (Kelompok Penyanyi Jalanan) (1985), Sore Tugu Pancoran (1985), Aku Sayang Kamu (1986), Ethiopia (1986), Lancar (1987), Wakil Rakyat (1988), 1910 (1988),  Antara Aku, Kau Dan Bekas Pacarmu (1988), Mata Dewa (1989), Swami I (1989), Kantata Takwa (1990),  Cikal (1991), Swami II (1991), Belum Ada Judul (1992), Hijau (1992), Dalbo (1993), Anak Wayang (1994), Orang Gila (1994), Lagu Pemanjat (bersama Trahlor) (1996), Kantata Samsara (1998), Best Of The Best (2000), Suara Hati (2002), In Collaboration with (2003), Manusia Setengah Dewa (2004), Iwan Fals in Love (2005), 50:50 (2007), Untukmu Terkasih (2009) - mini album, Keseimbangan - Iwan Fals (2010).
Sumber
www.wikipedia.org

Rabu, 21 Mei 2014

7 SUPORTER INDONESIA DI AKUI DUNIA

Wow! 7 Suporter Terbesar di Indonesia Di Akui Dunia


Menurut FIFA pada tanggal 24 maret 2010 yang lalu telah diliris suporter terbanyak di dunia dan Indonesia masuk dalam daftar top 20 teratas suporter terbanyak , peringkat 1 masih dipegang oleh tim Amerika latin , BRAZIL penilainnya dilihat dari jumlah suporter dan antusias suporter , semoga kedepannya suporter di Indonesia bisa menonton pertandingan dengan nyaman tanpa ada kerusuhan !

Berikut 7 daftar Suporter terbesar di Indonesia

Berikut 7 daftar Suporter terbesar di Indonesia

AREMA Malang website resmi : aremafc.com


Bonek Mania website resmi : bonek-cyber.org


Viking & Bobotoh Bandung website resmi : www.persib-bandung.or.id/


The Jack Mania Jakarta website resmi : www.jakmania.org/


Persik Mania website resmi : persik-mania.com/


LA . Mania Lamongan website resmi : www.persela.info/


Sakeramania pasuruan website resmi : http://www.pasuruan.info/

[sumber: forum.vivanews.com]

HOOLIGANS LIVERPOOL

Liverpool History



Liverpool Football Club (dikenal pula sebagai Liverpool atau The Reds) adalah sebuah klub sepak bola peserta Liga Utama Inggris. Liverpool adalah klub tersukses dalam sejarah persepakbolaan Inggris yang bermarkas di kota Liverpool. Liverpool telah memenangkan 5 tropi Liga Champions (dulu Piala Champions), yang merupakan rekor Inggris.18 gelar Liga Inggris, 7 Piala FA, serta, 7 kali juara Piala Liga. Stadion mereka berada di Anfield, yang terletak sekitar 4,8 km dari pusat kota Liverpool.

Sejarah
Salah satu klub tersukses di Inggris Raya. Didirikan pada 1892 akibat perseteruan antara Komite Everton FC dengan John Holding sebagai Presiden Club yang juga pemilik stadion Anfield. Akibat dari perseteruan itu, Everton akhirnya pindah ke stadion Goodison Park dan John Holding menjadikan stadion Anfield sebagai kandang Liverpool FC sampai sekarang. Klub sempat diberi nama Everton FC and Athletic Grounds, Ltd., atau diringkas Everton Athletic, namun FA menolak mengakui ada dua tim bernama Everton. Akhirnya pada bulan Juni 1892 John Houlding pun akhirnya memilih nama Liverpool FC. Liverpool menjelma kekuatan serius di kompetisi sepakbola Inggris.

Pada musim pertamanya, Liverpool FC berhasil menjuarai Lancashire League sebelum akhirnya bergabung dengan Divisi II Liga Inggris pada musim 1893/94. Pada musim pertamanya di Divisi II Liga Inggris, Liverpool FC langsung menjadi juara dan berhak untuk promosi ke Divisi I Liga Inggris ( sekarang Premiere League ). Tak butuh lama bagi Liverpool untuk mencicipi gelar di liga, karena pada musim pertamanya di Divisi I ini (musim 1900/01), Liverpool sukses menjuarai Divisi Satu dan mengulanginya lagi lima tahun kemudian. Liverpool FC sukses meraih juara liga 2 musim berturut-turut yaitu musim 1921/22 dan 1922/23, namun tidak mendapatkan tropi lagi sampai musim 1946/47 ketika berhasil meraih gelar liganya yang ke 5. Final Piala FA pertama dilakukan pada 1914, meskipun akhirnya mereka dikalahkan Burnley 1-0. Setelah mengarungi Divisi I selama lebih dari 50 tahun, akhirnya Liverpool FC mengalami kemerosotan dan terdegradasi ke Divisi II pada musim 1953/54.

Liverpool sempat terseok-seok sebelum akhirnya Bill Shankly datang sebagai manajer pada bulan Desember 1959. Shankly merombak tim secara besar-besaran dengan melepas 24 pemain lama dan menggunakan sebuah ruangan di stadion Anfield untuk menggelar rapat kepelatihan. Ruangan ini di namakan 'The Boot Room' yang berhasil melahirkan manajer-manajer legendaris Liverpool di kemudian hari. Di ruangan inilah Bill Shankly dan anggota 'Boot Room' lainnya seperti Bob Paisley, Joe Fagan dan Reuben Bennett mulai membangun kekuatan Liverpool FC yang membuat iri tim musuh. Hasil dari renovasi yang dilakukan oleh Bill Shankly mulai membuahkan hasil ketika berhasil promosi ke Divisi I pada musim 1961/62 dan menjadi juara liga pada musim 1963/64. Setelah menjuarai Piala FA yang pertama pada tahun 1965 dan menjuarai Liga pada musim 1965/66, Bill Shankly berhasil mempersembahkan gelar juara Liga dan piala UEFA pada musim kompetisi 1972/73. Musim berikutnya Bill Shankly berhasil mempersembahkan gelar piala FA setelah membantai Newcastle United 3-0. Tidak ada yang menyangka bahwa gelar piala FA itu merupakan persembahan terakhir dari seorang Bill Shankly. Karena secara tiba-tiba Bill Shankly memutuskan untuk pensiun. Pemain dan Liverpudlian ( julukan untuk penggemar fanatik Liverpool FC ) berusaha untuk membujuk, bahkan para pekerja di Liverpool mengancam akan melakukan mogok kerja. Tetapi Bill Shankly tetap pada pendiriannya dan menyerahkan tongkat manajerial kepada asisten-nya yaitu Bob Paisley. Bill Shankly akhirnya pensiun pada tahun 1974 dan bergabung dengan Liverpudlian di tribun The Kop.

Kejayaan Liverpool bersama Shankly dilanjutkan Bob Paisley, yang antara lain sukses membawa Reds merengkuh trofi Eropa pertama. Pada 1972/73, Liverpool menyabet Piala UEFA dan menyusul Piala Champions empat tahun berikutnya. Periode keemasan Liverpool pun dimulai. Sayangnya, catatan keemasan itu sedikit ternoda oleh insiden Heysel dan Hillsborough pada 1980-an. Kedua insiden mengerikan tersebut memakan korban nyawa penonton sepakbola dan masih terus dikenang hingga saat ini. Kali terakhir Liverpool menjuarai liga adalah musim 1989/90 dan sudah terlalu lama mereka menunggu untuk mencicipi sukses pertama di era Liga Primer.

Lambang
Dalam tradisinya, merah dan putih adalah warna klub. Namun dalam berkembangannya berubah menjadi merah pada era 1960an. Seperti lambang klub yang terus berkembang mengikuti perkembangan sejarah Liverpool, dengan dua nyala api yang dimasukkan ke dalam lambang klub setelah Tragedi Hillsborough untuk menghormati 96 suporter Liverpool yang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut. Liverpool telah bermain di Anfield sejak didirikan, dan direncanakan untuk pindah ke stadiun yang baru di Stanley Park. Diperkirakan stadiun baru akan selesai pada 2011.

Era keemasan
Liverpool sangat dominan pada tahun 1970-an dan 1980-an. Pemain-pemain yang terkenal pada masa ini termasuk Ray Clemence, Mark Lawrenson, Graeme Souness, Ian Callaghan, Phil Neal, Kevin Keegan, Alan Hansen, Kenny Dalglish (102 cap), dan Ian Rush (346 gol)

Liverpool meraih era terbaiknya saat masih dikepalai oleh Bill Shankly. Pelatih ini kemudian menjadi legenda Liverpool. Ia sangat dihormati karena berhasil membawa Liverpool kembali ke divisi satu setelah sebelumnya mendekap di divisi dua selama 8 musim. Untuk menghormati jasanya, dibuatlah patung Bill Shankly di pintu masuk Anfield.

Tragedi
Klub ini juga terlibat dalam dua tragedi besar dalam sepak bola Eropa, yaitu dalam Tragedi Heysel pada 1985 dan Tragedi Hillsborough pada 1989. Tragedi Heysel mengakibatkan klub-klub dari Inggris dilarang tampil di ajang kejuaraan Eropa selama 5 tahun.

Treble
Liverpool berhasil mendapatkan treble winner, Liverpool mendapatkan dua gelar domestik (Piala Liga dan Piala FA) dan Piala UEFA pada musim 2000/01. Meskipun begitu, memenangi treble bukanlah hal yang baru bagi mereka. Pada 1984 mereka menjadi juara Piala Champions, Piala Liga dan Liga Inggris.

Pencapaian
Total Liverpool telah mengoleksi 18 tropi Liga Utama Inggris yang merupakan rekor untuk klub Inggris. Selama 16 tahun Premiere League bergulir, Liverpool belum pernah memenangkan title tersebut sekalipun. Liverpool memegang rekor 7 tropi juara Piala Liga, selisish 2 dengan Aston Villa. Liverpool pernah meraih gelar ganda dengan menjuarai Liga dan Piala FA pada tahun 1986. Mereka juga pernah memenangkan tiga trophi dalam satu musim sebanyak 2 kali - yang pertama mereka memenangkan Liga Inggris, Piala Liga dan Piala Champion pada tahun 1984, serta pada tahun 2001 dengan meraih Piala FA, Piala Liga dan Piala UEFA. Liverpool juga pernah meraih gelar ganda eropa dengan menjuarai Liga dan Piala Champion eropa pada tahun 1977.

Hingga saat ini Liverpool telah mengkoleksi 5 tropi Liga Champion yang merupakan terbanyak di Inggris serta ketiga terbanyak di dari seluruh klub dibawah Real Madrid dan AC Milan. Dengan meraih tropi Liga Champion ke 5 pada tahun 2005, Liverpool berhak mengenakan UEFA Badge of Honour, serta berhak memiliki tropi secara permanen. Liverpool pernah menerima anugerah dari World Soccer Magazine sebagai Team of the Year pada 2001 dan 2005 serta gelar BBC Sports Personality of the Year Team pada 1977, 1986 dan 2001.

Liverpool adalah klub terbaik Inggris abad 20 menurut International Federation of Football History and Statistics (IFFHS). Untuk Level dunia, Liverpool berapa di urutan ke 8 setelah Real Madrid, Juventus, Barcelona, AC Milan, Bayern Munchen, Inter Milan & Ajax. adapun Manchester united yang telah mendominasi Liga Inggris selama 2 dekade terakhir berapa di posisi ke 11 di bawah Liverpool, Benfica dan Anderlecht.

* Juara Divisi Satu 18[12]
o 1900/01, 1905/06, 1921/22, 1922/23, 1946/47, 1963/64, 1965/66, 1972/73, 1975/76, 1976/77, 1978/79, 1979/80, 1981/82, 1982/83, 1983/84, 1985/86, 1987/88, 1989/90
* Juara Divisi Dua 4
o 1893/94, 1895/96, 1904/05, 1961/62
* Juara Liga Lancashire 1
o 1892-93
* Liga Champions 5[12]
o 1976/77 3-1 vs. Borussia Mönchengladbach
o 1977/78 1-0 vs. Club Brugge
o 1980/81 1-0 vs. Real Madrid
o 1983/84 1-1 (4-2 melalui adu penalti) vs. AS Roma
o 2004/05 3-3 (3-2 melalui adu penalti) vs. AC Milan
* Juara Piala UEFA 3
o 1972/73, 1975/76, 2000/01
* Juara Piala FA 7
o 1964/65, 1973/74, 1985/86, 1988/89, 1991/92, 2000/2001, 2005/2006
* Juara Piala Remaja FA 2
o 1995/96, 2006/07
* Juara Piala Liga 7[12]
o 1980/81, 1981/82, 1982/83, 1983/84, 1994/95, 2000/01, 2002/03
* Juara Charity Shield 15
o 1963/64[13], 1964/65+, 1965/66, 1973/74, 1975/76, 1976/77[13], 1978/79, 1979/80, 1981/82, 1985/86*, 1987/88, 1988/89, 1989/90, 2000/01, 2005/06
* Juara Piala Super Eropa 3
o 1977, 2001, 2005
* Juara Piala Super Inggris 1
o 1985/86
* Juara Divisi Satu untuk Cadangan 16
o 1956/57, 1968/69, 1969/70, 1970/71, 1972/73, 1973/74, 1974/75, 1975/76, 1976/77, 1978/79, 1980/81, 1981/82, 1983/84, 1984/85, 1989/90, 1999/2000

Sumber : Wikipedia

ultras paling berbahaya di itali


Derby della Capitale



the Derby della Capitale yang juga dikenal dengan sebutan il Derby Della Capitale, Derby del Cupolone, atau The Rome Derby dalam bahasa Inggris, adalah pertemuan antara tim sepak bola yang berbasis di ibu kota Italia, Roma. SS Lazio dan AS Rioma adalah kedua tim yang dimaksud.

Pertandingan ini telah dinilai sebagai derby paling sengit di Italia dibandingkan derby lokal lainnya seperti Derby della Madonnina (Milan) dan Derby della Mole (Turin), dan telah menjadi salah satu derby ibu kota terbesar dan terpanas di Eropa. Hal ini secara historis telah ditandai dengan kehadiran massa yang besar di stadion, panasnya persaingan, dan tentu saja kekerasan seperti aksi rasis saat pertandingan yang terjadi akhir-akhir ini.

Dua insiden ekstrim telah meninggalkan jejak buruk pada sejarah derby ini. Pada tahun 1979, seorang pendukung Lazio, Vincenzo Paparelli dipukul di bagian mata dan terbunuh oleh mercon yang ditembakkan oleh seorang pendukung Rioma dari ujung stadion. Ia menjadi korban tewas pertama akibat kekerasan di sepak bola Italia, pada derby berikutnya para ultras Lazio membalas dengan membunuh fans Rioma.Pada tahun 2004 sebuah peristiwa yang tak terduga terjadi ketika pendukung ultras Rioma memaksa permainan untuk ditunda setelah tersebar desas-desus palsu bahwa seorang anak telah dibunuh oleh polisi sebelum awal permainan.

Dalam derby terakhir pada bulan Desember 2009 musim lalu, wasit juga terpaksa harus menghentikan pertandingan selama sekitar tujuh menit pada saat pertandingan masih berjalan 13 menit di babak pertama. Pemicunya adalah kembang api yang dilemparkan ultras Lazio ke dalam lapangan.


Pendukung Lazio saat derby Roma

RIVALITAS YANG SUDAH MENJADI KEBUDAYAAN

Penduduk Roma sepertinya ingin mengatakan kepada dunia bahwa Derby della Capitale lebih dari sekedar permainan. Klub AS Rioma didirikan sebagai hasil penggabungan dari tiga tim, Roman, Alba-Audace dan Fortitudo, yang merupakan perintah dari rezim fasis yang berkuasa dan diprakarsai oleh Italo Foschi. Hal itu disengaja oleh diktator fasis Benito Mussolini untuk membuat sebuah klub asal Roma yang kuat untuk menantang dominasi klub utara. Namun berkat pengaruh salah satu Jendral Fasis, Giorgio Vaccaro, Lazio memberanikan diri menjadi satu-satunya tim utama dari Roma yang menolak merger tersebut, yang kemudian membuat semacam persaingan dengan AS Roma dari tahun ke tahun.

Pertandingan pertama antara kedua tim diselenggarakan pada tanggal 8 Desember 1929 dan Roma berhasil keluar sebagai juaranya dan persaingan dengan cepat tumbuh di antara kedua tim. Sebenarnya penggemar kedua tim memiliki kesamaan yang dasar yaitu sangat membenci arogansi tim utama Italia bagian utara. Namun karena fakta bahwa Lazio dan Rioma tidak banyak memenangkan piala dibandingkan dengan raksasa dari utara, maka derby ini seperti menjadi pelampiasan bagi mereka untuk membuktikan siapa yang paling dominan di ibukota. Ketidakmampuan mereka untuk dominan di Italia dialihkan untuk menguasai Roma.

Pandangan kedua pendukung yang sempit semakin memperpanas persaingan. Mereka menganggap pertandingan ini sebagai pertempuran antara dua klub untuk memperjuangkan hak untuk mewakili kota-kota di seluruh negara.

Selain itu, penyebab lainnya adalah mengenai asal usul kedua tim. Lazio yang didirikan di distrik Prati pada awalnya berlatih dan bermain di lapangan Rondinella. Sedangkan Roma mulai bermain di Motovelodromo Appio dan kemudian ketika stadion baru mereka selesai dibangun, mereka pindah ke sekitar Testaccio. Hal ini membuat pernyataan ironis, yang dikenal sebagai Sfottò, yang berbicara pada asal usul pendukung kedua tim. Laziale dianggap sebagai orang luar karena mereka diduga berasal dari luar kota Roma. Namun mereka menjawabnya dengan menyatakan bahwa Lazio masuk ke Roma pada tahun 1900, lebih cepat dari AS Rioma yang baru didirikan pada tahun 1927.

Derby Roma juga telah menjadi tempat aksi yang berkaitan dengan politik, sosial dan ekonomi dari beberapa basis pendukung. Kelompok ultras Lazio sering menggunakan swastika dan simbol fasis di spanduk mereka dan mereka telah memperlihatkan perilaku rasis dalam beberapa kesempatan selama pertandingan. Terutama pada derby musim 1998-99 ketika Laziale membentangkan sebuah spanduk berukuran 50 meter bertuliskan, “Auschwitz is your town, the ovens are your houses”. Pemain berkulit hitam dari Roma adalah sasaran dari perilaku rasis dan ofensif tersebut.

Sebuah banner kelompok ultras Lazio juga pernah memajang tulisan “Team of blacks followed by Jews” untuk membalas kelompok ultras Rioma yang sebelumnya mengejek dengan tulisan “Team of sheep followed by shepherds”. Pada tahun 2000 pendukung Lazio menunjukkan dukungan mereka untuk kelompok nasionalis Serbia dan penjahat perang Arkan.

Secara resmi, pihak klub telah menjauhkan diri dari pendukung-pendukung semacam ini, yang membentuk kelompok-kelompok minoritas bergaris keras, dan berjuang untuk memerangi tindakan-tindakan mereka yang merugikan.

KERIBUTAN DI MUSIM SEMI 2004

Derby pada tanggal 21 Maret 2004 terpaksa harus terhenti pada empat menit memasuki babak kedua, dengan skor sementara 0-0, ketika huru-hara pecah di tribun penonton dan presiden Liga Sepakbola Italia, Adriano Galliani, memerintahkan wasit Roberto Rosetti untuk menangguhkan pertandingan.

Kerusuhan, yang diwarnai saling melempar kembang api, dimulai dari penyebaran desas-desus bahwa seorang anak laki-laki tewas tertabrak mobil polisi di luar stadion. Cerita ini cepat menyebar ke para pemain ketika tiga pemimpin kelompok ultras LAZIO berjalan memasuki lapangan untuk berbicara dengan Francesco Totti, kapten Rioma. Mereka mengancam Totti, yang terdengar di siaran TV sebagai sebuah ancaman kematian. Totti kemudian meminta untuk menghentikan pertandingan, dan Adriano Galliani yang dihubungi oleh wasit melalui telepon selular dari lapangan akhirnya memerintahkan permainan ditunda.

Setelah itu pertempuran berkepanjangan antara para penggemar dan polisi pun terjadi, beberapa stan yang berdiri dibakar dan orang-orang berlarian keluar stadion. Kerusuhan akhirnya berakhir dengan 13 orang diamankan dan lebih dari 170 polisi mengalami luka-luka. Polisi terpaksa harus memakai gas air mata setelah penggemar terus-terusan melempar kembang api dan mulai membakar mobil dan sepeda motor di luar stadion.

Ternyata rumor kematian anak yang menjadi pemicu kerusuhan itu adalah palsu. Banyak teori muncul untuk menjelaskan mengapa sekelompok ultras menginginkan permainan saat itu dihentikan. Diyakini bahwa ultras hanya ingin menyerang polisi, dan memberikan kesempatan untuk mendemonstrasikan kekuasaan mereka.

Pertandingan itu diulang pada tanggal 28 Maret dan berakhir imbang 1-1 tanpa terjadi masalah. Hasil imbang tersebut membuat Rioma telah menyia-nyiakan kesempatan terakhir mereka untuk mengejar pemimpin Serie A saat itu AC Milan.

Untuk sejarah pertemuan kedua klub tersebut, berdasarkan wikipedia total pertandingan yang telah mempertemukan kedua klub ibukota tersebut telah mencapai tota 161 pertandingan, dengan Lazio memenangkan 44 pertandingan, seri 59 pertandingan dan kalah 58 pertandingan.

berikut adalah data statistik Derby della Capitale serta beberapa catatan rekor pertemuan kedua tim tersebut. (sumber : Wikipedia)


1. Derby pertama dilangsungkan pada tanggal 8 Desember 1929, yang berakhir 1-0 untuk kemenangan Roma, gol dicetak oleh Rudolfo Volk.
2. Lazio memenangkan Derby pertama kali pada tanggal 23 Oktober 1932, dengan skor 2-1 oleh Demaria, Castelli (L) dan Volk (R).
3. Tanggal 29 November 1953 adalah pertama kali Derby della Capitale dilangsungkan di Stadion Olimpico, Roma, yang berakhir dengan kedudukan seri 1-1, gol oleh Carlo Galli (R) dan Paquale Vivolo (L).
4. Kemenangan terbesar Roma adalah di tahun 1933/1934 dengan skor 5-0, sedangkan kemenangan terbesar Lazio yaitu di tahun 2006/2007 dengan skor 3-0
5. Lazio mencetak rekor dengan membubuhkan kemenangan beruntun terbanyak dalam satu musim penuh yakni 4 kali derby di musim 1997/1998 dengan 2 kemenangan liga (3-1 dan 2-0) serta 2 kemenangan di perempat final Coppa Italia (4-1 dan 2-1)

Rekor Pemain

1. Fransesco Totti adalah pemain yang paling banyak melakoni Derby della Capitale, sebanyak 27 partai. Pemain Lazio yang paling banyak bermain dalam Derby della Capitale adalah Aldo Pulcinelli dan Guiseppe Wilson, yakni sebanyak 19 partai.
2. Dino Da Costa dan Marco Delvecchio adalah pemain yang paling banyak mencetak gol pada Derby della Capitale dengan 9 gol. Sedangkan untuk pemain Lazio terbanyak adalah Silvio Piola dengan 6 gol.
3. Vincenzo Montella mencetak rekor dengan gol terbanyak dalam satu partai derby, yakni saat mencetak 4 gol pada derby tanggal 11 Maret 2002 saat mengalahkan Lazio 5-1.
4. Arne Selmosson adalah satu-satunya pemain yang pernah mencetak gol dalam Derby untuk SS Lazio dan AS Roma.
5. Beberapa nama pemain yang pernah membela Lazio ataupun Roma dalam Derby della Capitale ini, yakni Fulvio Bernardini, Luigi Di Biagio, Attilio Ferraris IV, Diego Fuser, Lionello Manfredonia, Sinisa Mihajlovic, Angelo Peruzzi, Arne Selmosson, Sebastiano Siviglia dan Roberto Muzzi.

Irriducibili History

Ultras adalah salah satu fenomena yang menarik untuk dibahas dengan kaitannya dengan klub yang kita puja SS LAZIO 1900. Sebagai gambaran singkat Ultras terbesar Lazio yaitu Irriducibili (unshakeable) adalah salah satu Ultras yang paling fanatik dan berbahaya di Italia.

Ultras pertama dalam sejarah Italia adalah sekelompok pendukung klub sepakbola berusia sekitar 15 sampai 25 tahun yang jelas dapat dibedakan dengan model klasik pendukung sepakbola dewasa, yang lahir sekitar akhir tahun 1960an dan awal 1970an. Mereka biasanya berkumpul di bagian paling murah di stadion, dan biasanya mereka mendapat keringanan tiket oleh klub, dan dengan segera mereka menjadi sebuah karakter unik dari keseluruhan sepak bola Italia. Mereka sangat dapat dibedakan dengan penonton biasa yaitu mereka selalu berkumpul membentuk kelompok-kelompok dengan banner berukuran raksasa bertuliskan nama kelompok (berdasarkan tempat terbentuknya atau kesamaan orientasi politik) dan memakai pakaian-pakaian militer (hardcore ultra) dengan aksesoris wajibnya yaitu parka, sepatu boot Dr. Marten, pakaian perang dan jaket yang dikalungi syal dengan warna klub yang mereka cintai. (sangat kontras dengan penampilan supporter di Indonesia).

Ultras pertama dan tertua di Italia adalah Milan's Fossa dei Leoni ( Sarang Singa ) yang didirikan pada tahun 1968, yang kemudian menetap di bagian paling murah di stadion San Siro di sektor 17. Kemudian pada tahun 1969 muncullah Ultras Sampdoria (kelompok pertama yang menyebut diri mereka ultras), diikuti oleh "The Boys" dari Inter Milan. Dan pada tahun 1970an banyak bermunculan ratusan kelompok-kelompok kecil di stadion yang kemudian membentuk kelompok besar seperti Yellow-blue Brigade Verona, Viola Club Viesseux Fiorentina ( 1971), Naples Ultras (1972), Red and Black Brigade Milan, Griffin's Den Genoa dan Granata Ultras Torino (1973), For Ever Ultras Bologna (1975), Juventus Fighters (1975), Black and Blue Brigade Atalanta (1976), Eagle's Supporters Lazio dan Commando Ultras Curva Sud (CUCS) Roma (1977).



Kembali ke Lazio Ultras. Sejarah pendukung Lazio dimulai di Curva Sud di akhir tahun 1960an, mengikuti pergerakan tahun 1968. Ketika para kelompok-kelompok kecil pendukung muda Lazio menemukan tempat mereka di stadion Olimpico. Mereka adalah Ultras pertama, dan nama-nama kelompok mereka antara lain, Tupamaros, Aquile, Ultras, Vigilantes, NAB, CAST, dan Marines.

Tetapi mereka akhirnya terbagi dan membentuk kelompok yang lebih besar. Jadi, pada tahun 1971 muncullah sejarah lahirnya kelompok supporter terorganisasi pertama Lazio, yakni COMMANDOS MONTEVERDE LAZIO, yang namanya berasal dari salah satu bagian dari kota Roma, yang lebih sering dikenal dengan nama C.M.L '74, karena pada tahun itu Lazio scudetto untuk pertama kalinya.

Pada tahun 1976, kelompok-kelompok dari Curva Sud memutuskan untuk bersatu dalam nama G.A.B.A, yang kemudian menjadi EAGLES SUPPORTERS pada tahun berikutnya, yang terkenal dengan banner bahasa inggris 56 meternya yang akhirnya pindah ke Curva Nord. Pada tahun 1978 kelompok lainnya yaitu VIKING muncul di Curva Sud (mereka adalah kelompok paling keras dan sangat berorientasi politik pada waktu itu) dengan helm viking dan kapak bipens sebagai simbolnya.

Tanggal 28 Oktober 1979 akan dikenang sebagai hari paling kelam dalam sejarah pendukung Lazio ketika dalam pertandingan derby antara Roma dan S.S. Lazio, salah satu dari 15 ribu pendukung Lazio di Curva Nord, yakni Vicenzo Paparelli (33 tahun) tewas terkena terjangan roket yang diluncurkan oleh pemuda berusia 17 tahun dari Curva Sud (Pendukung RIOMA MERDA).

Pada tahun yang sama EAGLES SUPPOETERS memutuskan untuk berpindah tempat ke CURVA NORD dan diikuti semua kelompok lainnya kecuali VIKINGS (akhirnya pindah 2 tahun kemudian).

Dan di tahun 1987 mulai pertandingan melawan Padova, EAGLES SUPPORTERS bukan lagi satu-satunya kelompok yang mendukung S.S. Lazio di Curva Nord karena untuk pertama kalinya muncul sebuah kelompok baru bernama IRRIDUCIBILI yang muncul dengan banner 10 meter bertuliskan nama kelompok mereka. Kehadiran IRRIDUCIBILI mengubah total cara mendukung klub dengan cara menghilangkan alat musik seperti drum-drum, terompet dan memperkenalkan sorakan-sorakan ala supporter Inggris. (Jadi ketika kini anda menonton pertandingan Italia yang pendukungnya tidak lagi mempergunakan alat musik itu semua berkat usaha kelompok Lazio kita, IRRIDUCIBILI).Akhirnya pada tahun 1992 EAGLES SUPPORTERS, yang tetap mengikuti gaya lama, hilang dan bubar di Curva Nord.

Musim 2002-2003 adalah musim yang benar-benar penting bagi IRRIDUCIBILI karena mereka memasuki usia 15 tahun, dan di tahun yang sama S.S. Lazio memutuskan untuk memberikan Curva Nord jersey nomor 12, yang akan di pensiunkan selamanya dan akan selalu menyimbolkan pentingnya dan kecintaan para fans akan LAZIO.

Sekarang Curva Nord di jaga oleh IRRIDUCIBILI, C.M.L '74, VIKINGS, BANDA NOANTRI, kelompok ANNI '70, VETERANI di Tribun Tevere dan LEGIONE di Curva Sud.

Dan berikut ini adalah salah satu orientasi kehidupan pendukung Lazio dengan Irriducibilinya yang kata banyak pakar sangat rasis dan konservatif.

Salah satu contoh yang paling kentara aroma persaingan politiknya adalah Lazio - Atalanta. Dimana Lazio (Irriducibili = unshakeable) adalah right-wing (ultrakonservatif) sedangkan Atalanta adalah left-wing sejati (liberal) dan bahkan ultras Livorno (Brigate Autonome Livornesi) adalah pendukung sejati komunisme dimana banyak banner2 mereka yang berlambang parang dan sabit, simbol anarki, dan che guevara tertampang dibeberapa tribun khususnya curva nord dan curva sud (tentu dlm bahasa italia).

Memang banyak orang mengkritik Laziali karena mereka sangat konservatif dalam beberapa hal, misalnya sampai saat ini masih rasis (walaupun pernah ada Aaron Winter, Liverani, Manfredini, Dabo,Makinwa, Mudingayi, dll), dan sangat membenci kaum Yahudi (laziali italia banyak yg tergabung dalam klmpk Skinhead r Facist (Di Canio, dia mengatakan "I'm a fascist, not a racist... The salute is aimed at my people. With the straight arm I don't want to incite violence and certainly not racial hatred." (Di Canio adalah pemain lazio yang pada masa mudanya pernah bergabung dengan ultras lazio Irriducibili dan dia mengikrarkan Hidupnya untuk lazio). Tapi itu kan tidak mewakili keseluruhan orientasi politik laziali di seluruh dunia (kyknya laziali di Indonesia sedikit melupakan orientasi politiknya) dan jangan sampai kita disebut sebagai armchair fans.

Dan juga bila orang mengatakan bahwa musuh utama lazio adalah RIOMA MERDA adalah benar (undeniable) dan telah menjadi hukum alam bagi seluruh laziali, tapi kebencian itu semata2 hanya karena masalah domisili, dimana di kota roma ada 2 klub, dan kita sedang berperang dgn mereka untuk menjadi siapa yang menjadi king of rome (itu wajar) (sejarah membuktikan lazio adalah klub sepak bola pertama dikota roma bahkan di italia selatan) tapi dari segi politis kita masih ada beberapa kesamaan dengan mereka walupun tidak besar. (para ghettos n nigger banyak yang menjadi pendukung roma, dan itu menjadi aib bagi lazio) (coba sebutkan berapa banyak nigger yg pernah maen di lazio dibandingkan roma). Rome is ghettos home.

Sebenarnya klo membicarakan ultras, kita harus membicarakan bagaimana mereka tersebut terbentuk, biasanya mereka terbentuk karena kesamaan domisili, politik, memori masa lalu, atau mempunyai favorit player yang sama. Tapi pada akhirnya ultras memang harus dihadapkan dengan politik, hal itulah yang membuat ultras semakin menarik untuk dibicarakan




.referensi : http://fahmychaidarrahman.blogspot.com/

SEJARAH AREMANIA

. Jumat, 15 Mei 2009
Sejarah Aremania: zaman Galatama

▪ Arema berdiri pada Agustus 1987. Pada waktu itu Liga Indonesia dibagi dua: Liga tim semi-profesional bernama Galatama dan Liga Perserikatan.

▪ Selama zaman Galatama beberapa geng pemuda Malang merupakan para suporter Arema. Selama zaman itu suporter Arema bukan suporter murni tetapi suporter brutal seperti Hooligan Inggris. Perilaku geng-geng tersebut berdasarkan pada egoisme yang buruk. Di stadion setiap geng mencoba membuktikan siapa yang paling keras.

▪ Selama zaman itu persaingan keras antara suporter Surabaya dan Malang dimulai. Sering terjadi di Surabaya pengrusakan kendaraan yang berplat N dan di Malang kendaraan yang berplat L mengalami hal yang serupa. Juga pada tahun 1992 ada semacam ‘sweeping’ menghadapi orang Surabaya di Malang. Polisi harus melaksanakan operasi agar aksi brutal itu dapat dicegah.



Sejarah Aremania: zaman Ligina

▪ Sekitar pertengahan tahun 1990-an istilah Aremania mulai dipakai sebagai nama suporter Arema. Sementara itu geng-geng di Malang mulai luntur.

▪ Anggota geng yang pada akhir tahun 1980-an masih muda, di pertengahan tahun 1990-an sudah lebih dewasa. Munculnya generasi geng baru di Malang tidak terjadi karena faktor perubahan sepak bola di Indonesia dan upaya pencegahan dari beberapa tokoh Aremania.

▪ Pada tahun 1990-an pemain asing mulai bermain untuk klub-klub Liga Indonesia. Pada tahun 1994 klub Galatama dan Perserikatan digabungkan menjadi Ligina. Setelah itu klub-klub dibagi menjadi dua wilayah yaitu wilayah timur dan wilayah barat. Pada akhir Ligina juara Ligina ditentukan dengan putaran ‘play-off’. Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) mulai mendorong perkembangan Liga yang lebih profesional.

▪ Nama Aremania serta simbol Singo Edan diciptakan oleh beberapa tokoh Aremania sehingga dapat mempersatukan suporter Arema. Suporter Arema didorong tokoh Aremania menjadi rukun dan sportif.

▪ Namun proses itu mengalami hambatan. Persaingan keras antara suporter Malang dan Surabaya terjadi sampai sekarang. Konflik antara dua kelompok suporter ini di Malang masih terjadi sampai tahun 1999.

▪ Insiden di luar Malang terjadi sampai tahun 2001. Yang paling parah setelah zaman Galatama terjadi di Sidoarjo pada Mei tahun 2001.

Aremania: Bukan Organisasi

▪ Persatuan Aremania bersdasarkan pada ide inklusif, yaitu bahwa semua suporter Arema bersaudara. Sistem ketertiban suporter tergantung pada pengurus suporter, Koordinator Wilayah atau korwil. Tokoh korwil adalah pengurus suporter di sebuah kampung atau daerah.

▪ Tokoh korwil mempunyai hubungan dengan RT setempat, Polresta Malang dan PS Arema. Kalau Aremania ingin menyaksikan pertandingan di luar Malang harus meminta izin terlebih dahulu.

▪ Anggota korwil yang membayar iuran mendapatkan dua kartu identitas Aremania. Anggota Aremania pasti mendapatkan tiket pertandingan melalui tokoh korwil dengan harga loket. Kalau anggota ikut tur dia diakui sebagai Aremania di berbagai tempat karena memakai kartu identitas tersebut.

▪ Manfaat untuk para suporter adalah mereka menjadi sangat tertib di kandang sendiri atau di kota klub lawan. Karena sistem organisasi itu, ribuan suporter bisa datang ke Jakarta atau Gresik tanpa ada masalah serius apapun.

▪ Di antara korwil yang ada di Malang tidak ada ketua umum. Begitu banyak korwil kadang-kadang tidak ada kesepakatan. Dan usulan bahwa Aremania seharusnya dilembagakan ditolak. Aremania tidak dapat dengan mudah disalahgunakan oleh pihak tertentu untuk tujuan tertentu karena Aremania bukan sebuah organisasi. Aremania tergantung pada tujuan dasar untuk mendukung Arema. Kalau Aremania disalahgunakan barangkali persatuannya akan hancur.

Atraksi Pertandingan Arema

Suporter Arema telah membuat atraksi pertandingan selain pertandingan sepak bola itu sendiri. Yang tersebut dibawah ini adalah hal-hal yang terjadi sebelum dan selama berlangsungnya pertandingan:

12.00 Daerah di sekitar stadion Gajayana kandang tim Singo Edan mulai didekati suporter.

14.00 Sektor ekonomi mulai ramai sekali.

14.30 Tribun VIP mulai ramai.

15.00 Dirigen Aremania tiba di stadion. Di belakang gawang utara dirigennya bernama Yuli. Di gawang selatan dirigennya bernama Kapet. Mereka memulai semacam latihan sorak-sorai, lagu dan dansa yang terus berlangsung sampai akhir pertandingan.

15.20 Pemain-pemain masuk lapangan untuk latihan. Nama setiap pemain dipanggil satu persatu oleh penyiar. Pemain Arema menerima tepuk tangan yang meriah.

15.25 Penonton semua berdiri, mengangkat syalnya dan dengan kompak menyanyikan lagu ‘Padamu Negeri’.

15.30 Permulaan pertandingan sepak bola.

Di belakang gawang terjadi semacam pesta suporter. Ada beberapa pemain tambur yang membantu dirigen. Ada bermacam-macam lagu dinyanyikan suporter sambil menirukan gerak-gerik dirigen. Selama dansa itu, suporter melambaikan tangan dan syal atau bendera sambil melompat-lompat.

17.30 Pertandingan telah berakhir dan Aremania pulang. Walaupun kalah Aremania tidak membuat kericuhan.

Aremanita: Kehadiran suporter perempuan

▪ Selama Ligina VIII di stadion Gajayana tidak ada masalah yang lebih serius dari lemparan botol plastik.

▪ Sudah begitu aman bagi suporter perempuan untuk hadir. Lagipula mereka berkumpul atas nama Aremanita. Aremanita berusaha untuk menghapus tanggapan negatif terhadap suporter perempuan di Malang.

The Jakmania

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Logo Jakmania
Nama lengkap The Jakmania
Nama Beken Jakmania
Didirikan 19 Desember 1997
Sekretariat Stadion Lebak Bulus
Ketua Hanandiyo Ismayani
Atribut Jakmania
The Jakmania adalah kelompok pendukung / supporter kesebelasan sepak bola Persija Jakarta yang berdiri sejak Ligina IV, tepatnya 19 Desember 1997. Markas dan sekretariat The Jakmania berada di Stadion Lebak Bulus. Setiap Selasa dan Jumat merupakan rutinitas The Jakmania baik itu pengurus maupun anggota untuk melakukan kegiatan berkumpul bersama membahas perkembangan The Jakmania serta laporan-laporan dari setiap bidang kepengurusan.[rujukan?] Tidak lupa juga melakukan pendaftaran bagi anggota baru dalam rutinitas tersebut.[rujukan?]

Sejarah

The Jakmania saat sedang mendukung Persija Jakarta di Stadion Utama Gelora Bung Karno
Ide terbentuknya The Jakmania muncul dari Diza Rasyid Ali, manager Persija saat itu. Ide ini mendapat dukungan penuh dari Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Sebagai pembina Persija, memang Sutiyoso sangat menyukai sepak bola. Ia ingin sekali membangkitkan kembali persepak bolaan Jakarta yang telah lama hilang baik itu tim maupun pendukung.
Pada awalnya, anggota The Jakmania hanya sekitar 100 orang, dengan pengurus sebanyak 40 orang. Ketika dibentuk, dipilihlah figur yang dikenal di mata masyarakat, yaitu Gugun Gondrong yang merupakan sosok paling ideal di saat itu. Meski dari kalangan selebritis, Gugun tidak ingin diberlakukan berlebihan. Ia ingin merasa sama dengan yang lain.[rujukan?]
Pengurus The Jakmania waktu itu akhirnya membuat lambang sebuah tangan dengan jari berbentuk huruf J. Ide ini berasal dari Edi Supatmo, yang waktu itu menjadi Humas Persija. Hingga sekarang, lambang itu masih dipertahankan dan selalu diperagakan sebagai simbol jati diri Jakmania.
Seiring dengan habisnya masa pengurusan, Gugun digantikan Ir. T. Ferry Indrasjarief yang lebih akrab disapa Bung Ferry. Masa tugas Bung Ferry adalah periode 1999-2001 dan kembali dipercaya untuk memimpin The Jakmania periode 2001-2003, 2003-2005.
Bung Ferry memimpin The Jakmania hingga 3 periode. Di bawah kepemimpinan Bung Ferry yang juga pernah menjadi anggota suporter Commandos Pelita Jaya[rujukan?], The Jakmania terus menggeliat. Organisasi The Jakmania ditata dengan matang. Maklum, Bung Ferry memang dibesarkan oleh kegiatan organisasi. Awalnya, sangat sulit mengajak warga Jakarta untuk mau bergabung.
Beruntung, pengurus menemukan momentum jitu. Saat tim nasional Indonesia berlaga jelang Piala Asia, mereka menyebarkan formulir di luar stadion. Dengan makin banyaknya anggota yang mendaftar sekitar 7.200 anggota, dibentuklah Kordinator Wilayah.
Dan sampai pendaftaran terakhir saat ini terdapat lebih dari 70.000 anggota dari 50 Korwil. Setelah diadakan Pemilihan Umum Raya 2005, untuk memilih Ketua Umum yang baru, akhirnya terpilihlah Ketua Umum Baru periode 2005-2007 yaitu Hanandiyo Ismayani atau yang bisa dipanggil dengan Bung Danang.

Prestasi

  • 2003 - Supporter favorit dalam Sepak Bola Award - ANTV
  • 2008 - Supporter Terbaik dalam Liga Indonesia

Jak Online

Suasana saat The Jakmania mendukung Persija Jakarta di Stadion Lebak Bulus. Tampak terlihat mereka membentangkan spanduk situs online mereka.
Dengan latar belakang pentingnya kebutuhan akan informasi serta dilain sisi untuk mengenalkan lebih jauh mengenai The Jakmania sebagai salah satu suporter modern yang ada di Indonesia, maka berkumpullah beberapa anggota The Jakmania yang suka chatting, berdiskusi untuk membuat ide pembuatan sarana informasi dan komunikasi tersebut melalui pembuatan situs resmi The Jakmania dan Persija Jakarta.[rujukan?]
Selain itu masukan berupa saran dan pesan dari berbagai kalangan masyarakat Jakarta yang tinggal di Jakarta maupun di luar kota Jakarta sangat membantu dalam pendirian situs tersebut[rujukan?]. Pada akhirnya Situs The Jakmania Online dengan web address http://www.jakmania.net, diluncurkan atau soft launching pada tanggal 7 Juni 2001[rujukan?]. Seiring dengan perjalanan waktu, akhirnya web address Jakmania Online mengalami perubahan. Sejak tahun 2002, alamat situs The Jakmania menjadi http://www.jakmania.org dan situs yang kedua yaitu www.thejakmania.net

Pranala luar

Sriwijaya FC

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sriwijaya FC
Logo Sriwijaya FC
Nama lengkap Sriwijaya Football Club
Palembang
Julukan Elang Andalas
Laskar Wong Kito
Didirikan 1976 sebagai Persijatim Jakarta Timur
Stadion Stadion Gelora Sriwijaya,
Palembang,
Sumatera Selatan, Indonesia
(Kapasitas: 40.000)
Ketua Umum Bendera Indonesia Alex Noerdin
Sekretaris Bendera Indonesia Drs. H. Agus Suyanto, MM
Bendahara Bendera Indonesia H. Musyrif Suwardi
Manajer Bendera Indonesia Robert Heri
Pelatih Bendera Indonesia Subangkit
Asisten Pelatih Bendera Indonesia Hartono Ruslan
Liga Liga Super Indonesia
Posisi 2013 ke-5, Liga Super Indonesia

Kostum kandang
Kostum tandang
Soccerball current event.svg Musim ini
Sriwijaya Football Club (disingkat Sriwijaya FC) adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang bermarkas di Palembang. Tim berjuluk Laskar Sriwijaya ini merupakan tim yang dimiliki oleh PT Sriwijaya Optimis Mandiri (PT SOM) setelah terjadi penjualan opsi kepemilikan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Presiden Sriwijaya saat ini adalah Doddy Alex Reza yang merupakan putra dari gubernur Sumsel, Alex Noerdin. Tim berkostum merah kuning bermotif songket ini memiliki dua kelompok suporter, S-Mania (Sriwijaya Mania) dan Singa Mania (Sriwijaya Palembang mania) yang kemudian digabung menjadi Sumselmania (Sumatera Selatan mania). Sriwijaya FC adalah juara Divisi Utama Liga Indonesia 2007.

Sejarah

Walaupun mewakili provinsi Sumatera Selatan, Sriwijaya FC didirikan di Jakarta dengan nama Persijatim Jakarta Timur pada tahun 1976. Karena alasan finansial, klub ini sempat pindah ke Solo dan menjadi Persijatim Solo FC pada tahun 2002 hingga 2004. Setelah itu klub ini dibeli oleh pemerintah provinsi Sumatera Selatan dan diganti namanya menjadi Sriwijaya FC Palembang.[1]

Logo SFC

Logo berbentuk lingkaran bertuliskan Sumatera Selatan Bersatu Teguh mempunyai arti bahwa Sriwijaya FC dapat digunakan sebagai salah satu sarana untuk mewujudkan kesatuan yang bulat dari seluruh masyarakat di Provinsi Sumatera Selatan. Logo Sriwijaya FC selalu terdapat simbol Burung Elang mulai dari logo awal hingga logo baru Sriwijaya FC selalu ada simbol Burung Elang, maka Sriwijaya FC diberi julukan tambahan selain Laskar Wong Kito julukan keduanya Sriwijaya FC adalah Elang Andalas (Elang Sumatra).

Tempat pendukung

Stadion Gelora Sriwijaya

Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring yang berkapasitas 40.000 penonton ini merupakan stadion kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan. Stadion ini merupakan stadion terbesar ketiga di Indonesia. Stadion ini juga diakui sebagai salah satu stadion terbaik bertaraf internasional.[rujukan?]

Mess Pertiwi

Mess Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yang dikelola oleh Dharma Wanita Pemprov Sumsel digunakan sebagai mess para pemain dan staff pelatih, sehingga dapat menekan anggaran kebutuhan tim. Walaupun mess ini terletak di tengah kota, yaitu di Jl. Ba Salim Batubara Sekip Pangkal, tetapi mess ini tetap menimbulkan kesan asri sehingga menjadi kenyamanan tersendiri bagi penghuninya.

Sekretariat SFC

Sriwijaya FC memiliki sekretariat yang terletak di Kompleks Palembang Square Jl. Angkatan 45/Kampus POM IX No R 130. Sekretariat ini merupakan bangunan ruko tiga tingkat. Lantai satu digunakan untuk etalase dan pusat penjualan cendera mata & atribut Sriwijaya FC. Lantai dua merupakan pusat aktivitas manajemen, sedangkan lantai tiga digunakan sebagai tempat pertemuan/ruang rapat.

Gelar

  • Juara (1): 2007
  • Juara (3): 2008, 2009, 2010[2]
  • Juara (1): 2011-2012
  • Juara (1) U-21: 2012-2013
  • Juara (2): 2010, 2012[4]

Prestasi

Liga Champions AFC
  • 2009: babak penyisihan grup
Piala AFC
  • 2010: babak 16 besar

Piala Gubernur Jatim 2013

Sriwijaya FC ikut serta dalam turnamen Piala Gubernur Jatim 2013. Mereka tergabung di dalam Grup A, bersama Arema Indonesia dan Persik Kediri.

Skuat

Per 25 Januari 2014..
No. Posisi Pemain Negara
Kiper
1 Kiper Try Hamdani Goentara      Indonesia
22 Kiper Fauzi Toldo      Indonesia
23 Kiper Teja Paku Alam      Indonesia
85 Kiper Selsius Gebze      Indonesia
Bek
2 Bek Muhammad Shobran      Indonesia
3 Bek Erol Iba (wakil kapten 1)     Indonesia
5 Bek Abdoulaye Maïga      Mali
13 Bek Ahmad Sumardi      Indonesia
21 Bek Firdaus Ramadhan      Indonesia
26 Bek Muhammad Hamzah      Indonesia
31 Bek Diogo Rangel Santos      Timor Leste
32 Bek Maman Abdulrahman (wakil kapten 2)     Indonesia
Gelandang
6 Gelandang Asri Akbar      Indonesia
7 Gelandang Siswanto      Indonesia
10 Gelandang Vendry Mofu      Indonesia
11 Gelandang Alan Martha      Indonesia
24 Gelandang Hapit Ibrahim      Indonesia
30 Gelandang Jeki Arisandi      Indonesia
33 Gelandang Lancine Koné Kapten      Pantai Gading
Gelandang Rifan Nahumarury      Indonesia
Gelandang Frank Olivier Ongfiang      Kamerun
Gelandang Ichsan Kurniawan      Indonesia
Gelandang Syakir Sulaiman      Indonesia
Penyerang
8 Penyerang Syamsir Alam      Indonesia
19 Penyerang Rishadi Fauzi      Indonesia
37 Penyerang Rizky Dwi Ramadhana      Indonesia
93 Penyerang Anis Nabar      Indonesia

Skuat U21 2013

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
No.
Pos. Nama
23 Bendera Indonesia GK Teja Paku Alam
21 Bendera Indonesia GK Try Hamdani Goentara
2 Bendera Indonesia DF Dere Halman
4 Bendera Indonesia DF Vava Mario Yagalo
18 Bendera Indonesia MF Rizky Muhendry

Bendera Indonesia DF Arief Gangsar Patar
14 Bendera Indonesia DF Agus Nugroho
81 Bendera Indonesia DF Achmad Faris Ardiansyah
32 Bendera Indonesia MF Novri Setiawan
11 Bendera Indonesia MF Havit Ibrahim
77 Bendera Indonesia MF Yusuf Efendi

No.
Pos. Nama
8 Bendera Indonesia DF Cristian Rotinsulu

Bendera Indonesia MF Hery Yulianto
7 Bendera Indonesia MF Rivan Nahumarury
25 Bendera Indonesia DF Makhrus Avif
14 Bendera Indonesia FW Muhammad Anang Adi Nugraha
95 Bendera Indonesia FW Ichsan Kurniawan
7 Bendera Indonesia FW Leo Guntara
77 Bendera Indonesia FW Muhammad Yogi Nofrian

Bendera Indonesia FW Alan Martha
88 Bendera Indonesia FW Rizky Dwi Ramadhana

Sponsor Masa Aktif
Bank Sumsel-Babel (2008-sekarang)
PT. Bukit Asam (2008–sekarang)
Evalube (2012-sekarang)
Thamrin Brothers/Yamaha (2011–2012)
Sumatera Ekspres (2012-sekarang)
Sriwijaya Post (2012-sekarang)

Penyedia seragam

Periode Penyedia seregam
2007-2009 Bendera Indonesia Specs
2009-2010 Bendera Inggris Reebok
2010-2012 Bendera Indonesia Specs
2013- Bendera Spanyol Joma

Referensi

Pranala luar